Nama : Khairunnissa
NPM : 1A113745
Kelas : ALH13
Matakuliah Ilmu Sosial Dasar di Kelas 1KA08
NPM : 1A113745
Kelas : ALH13
Matakuliah Ilmu Sosial Dasar di Kelas 1KA08
*********************************************************************************
PERTUMBUHAN INDIVIDU
Pertumbuhan individu adalah suatu
perubahan yang menuju ke arah yang lebih maju dan lebih dewasa. Pertumbuhan
individu ini terjadi tidak hanya begitu saja, ada beberapa faktor yang
mempengaruhi terjadinya pertumbuhan individu.
Beberapa faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan individu, yaitu:
1)
Faktor Biologis
Semua manusia normal dan sehat pasti
memiliki anggota tubuh yang utuh seperti kepala, tangan , kaki dan lainya. Hal
ini dapat menjelaskan bahwa beberapa persamaan dalam kepribadian dan perilaku.
Namun ada warisan biologis yang bersifat khusus. Artinya, setiap individu tidak
semua ada yang memiliki karakteristik fisik yang sama.
2)
Faktor Geografis
Setiap lingkungan fisik yang baik
akan membawa kebaikan pula pada penghuninya. Sehingga menyebabkan hubungan
antar individu bisa berjalan dengan baik dan mencimbulkan kepribadian setiap
individu yang baik juga. Namun jika lingkungan fisiknya kurang baik dan tidak
adanya hubungan baik dengan individu yang lain, maka akan tercipta suatu
keadaan yang tidak baik pula.
3)
Faktor Kebudayaan Khusus
Perbedaan kebuadayaan dapat
mempengaruhi kepribadian anggotanya. Namun, tidak berarti semua individu yang
ada didalam masyarakat yang memiliki kebudayaan yang sama juga memiliki
kepribadian yang sama juga.
Dari semua faktor-faktor di
atas dan pengaruh dari lingkungan sekitar seperti keluarga dan masyarakat maka
akan memberikan pertumbuhan bagi suatu individu. Seiring berjalannya waktu,
maka terbentuklah individu yang sesuai dan dapat menyesuaikan dengan lingkungan
sekitar.
FUNGSI KELUARGA
Pengertian Keluarga Secara Umum,
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu
atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Menurut Salvicion dan Celis (1998)
di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, dhidupnya dalam
satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya
masing-masing menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.dan
Menurut Departemen Kesehatan RI
(1998) : Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah
suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Menurut Salvicion dan Ara Celis
(1989) : Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidupnya dalam
suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya
masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.
Macam
- macam Fungsi Keluarga
1. Fungsi Secara Biologis:
a. Untuk Meneruskan Keturunan.
b. Memelihara dan membesarkan anak.
c. Merawat dan membesarkan anak dan
anggota keluarga
2. Fungsi Secara Psikologis
a. Memberikan rasa aman dan nyaman
kepada anggota keluarga.
b. Memberikan perhatian untuk anggota
keluarga.
c. Membina kepribadian.
d. Memberikan identitas keluarga.
3. Fungsi Sosialisasi
a. Mengajarkan sosialisasi kepada anak.
b. Membentuk norma-norma yang baik
kepada anak.
c. Meneruskan nilai-nilai budaya.
4. Fungsi Secara Ekonomi
a. Mencari sumber-sumber penghasilan
untuk keluarga.
b. Pengaturan penggunaan penghasilan
untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan
anak di masa depan,sebagai jaminan hari tua.
5. Fungsi Secara Pendidikan
a. Menyekolahkan anak untuk memberikan
pengetahuan,keterampilan, dan membentuk anak sesuai dengan minat dan bakat yang
dimilikinya.
b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan
yang akan datang dan mempersiapkan anak untuk memenuhi perannya sebagai orang
dewasa.
c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat
perkembangannya.
Pengertian Individu, Masyarakat dan Keluarga
Individu berasal dari kata latin,
“individuum” yang artinya tak terbagi. Kata individu merupakan sebutan yang
dapat untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Kata
individu bukan berarti manusia sebagai keseluruhan yang tak dapat dibagi
melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan,
demikian pendapat Dr. A. Lysen.
Individu menurut konsep Sosiologis
berarti manusia yang hidup berdiri sendiri. Individu sebagai mahkluk ciptaan
Tuhan di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang meliputi
raga, rasa, rasio, dan rukun.
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia
yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang
sama-sama ditaati dalam lingkungannya.
Keluarga adalah sekelompok orang yang
mendiami satu tempat itnggal/ rumah yang pada umumnya berisikan ayah ibu dan
anak dan pihak-pihak yang masih berhubungan (kakek / nenek).
2 Golongan Masyarakat
:
Multikulturalisme dan Kesederajatan
Multikulturalisme adalah sebuah ideologi yang
menekankan pengakuan dan penghargaan pada kesederajatan perbedaan kebudayaan.
Tercakup dalam pengertian kebudayaan adalah para pendukung kebudayaan, baik
secara individual maupun secara kelompok, dan terutama ditujukan terhadap golongan
sosial askriptif yaitu sukubangsa (dan ras), gender, dan umur. Ideologi
multikulturalisme ini secara bergandengan tangan saling mendukung dengan
proses-proses demokratisasi, yang pada dasarnya adalah kesederajatan pelaku secara individual (HAM) dalam berhadapan
dengan kekuasaan dan komuniti atau masyarakat setempat.
Masyarakat Majemuk
Masyarakat majemuk terbentuk dari
dipersatukannya masyarakat-masyarakat suku bangsa oleh sistem nasional, yang
biasanya dilakukan secara paksa (by force) menjadi sebuah bangsa dalam wadah
negara.
Perbedaan
antara Kelompok Masyarakat Non Industri Dengan Masyarakat Industri
Masyarakat
Non Industri
Kita telah tahu secara garis besar
bahwa , kelompok nasional atau organisasi kemasyarakatan non industri dapat
digolongkan menjadi dua golongan, yaitu kelompok primer (primary group) dan
kelompok sekunder (secondary group).
1. Kelompok primer
Dalam kelompok primer, interaksi
antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Di karenakan
para anggota kelompok sering berdialog, bertatap muka, sehingga mereka mengenal
lebih dekat, lebih akrab. Dalam kelompok-kelompok primer bercorak kekeluargaan
dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau pembagian tugas pada
kelompok menerima serta menjalankan tugas tidak secara paksa, lebih dititik beratkan
pada kesadaran, tanggung jawabpara anggota dan berlangsung atas dasar
rasasimpati dan secara sukarela.
Contoh-contoh kelompok primer, antara lain :keluarga, rukun tetangga, kelompok belajar,kelompok agama, dan lain sebagainya.
Contoh-contoh kelompok primer, antara lain :keluarga, rukun tetangga, kelompok belajar,kelompok agama, dan lain sebagainya.
2. Kelompok sekunder
Antara anggota kelompok sekunder,
terpaut saling hubungan tak Iangsung, formal, juga kurang bersifat
kekeluargaan. Oleh karen yaitu, sifat interaksi, pembagian kerja, pembagian
kerja antaranggota kelompok di atur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional,
obyektif.
Para anggota menerima pembagian kerja/pembagian tugas atas dasar kemampuan; keahlian tertentu, di samping dituntut dedikasi. Hal-hal semacam itu diperlukan untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah di flot dalam program-program yang telah sama-sama disepakati. Contoh-contoh kelompok sekunder, misalnya : partai politik, perhimpunan serikat kerja/serikat buruh, organisasi profesi dan sebagainya. Berlatar belakang dari pengertian resmi dan tak resmi, maka tumbuh dan berkembang kelompok formal (formal group) atau lebih akrab dengan sebutan kelompok resmi, dan kelompok tidak resmi (informal group). Inti perbedaan yang terjadi adalah : Kelompok tidak resmi (informal group) tidak berstatus resmi dan tidak didukung oleh Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah tangga (ART) seperti yang lazim berlaku pada kelompok resmi.
Para anggota menerima pembagian kerja/pembagian tugas atas dasar kemampuan; keahlian tertentu, di samping dituntut dedikasi. Hal-hal semacam itu diperlukan untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah di flot dalam program-program yang telah sama-sama disepakati. Contoh-contoh kelompok sekunder, misalnya : partai politik, perhimpunan serikat kerja/serikat buruh, organisasi profesi dan sebagainya. Berlatar belakang dari pengertian resmi dan tak resmi, maka tumbuh dan berkembang kelompok formal (formal group) atau lebih akrab dengan sebutan kelompok resmi, dan kelompok tidak resmi (informal group). Inti perbedaan yang terjadi adalah : Kelompok tidak resmi (informal group) tidak berstatus resmi dan tidak didukung oleh Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah tangga (ART) seperti yang lazim berlaku pada kelompok resmi.
Namun demikian, kelompok tidak resmi
juga mempunyai pembagian kerja, peranan-peranan serta hirarki tertentu,
norma-norma tertentu sebagai pedoman tingkah laku para anggota beserta
konvensi-konvensinya.
Masyarakat Industri
Durkheim mempergunakan variasi
pembangian kerja sebagai dasar untuk mengklasifikasikan masyarakat, sesuai
dengan taraf perkembangannya. Akan tetapi is lebih cenderung mempergunakan dua
taraf klasifikasi, yaitu yang sederhana dan yang kompleks.
Masyarakat-masyarakat yang berada di tengah kedua eksterm tadi diabaikannya
(Soerjono Soekanto, 1982 : 190). Jika pembagian kerja bertambah kompleks, suatu
tanda bahwa kapasitas masyarakat semakintinggi. Solidaritas didasarkan pada
hubungan saling ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah
men2enal pengkhususan.Otonomi sejenis, juga menjadi ciri daribagian/
kelompok-kelompok masyarakat industri. Otonomi sejenis dapat diartikan dengan
kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada
batas-batas tertentu.
Hubungan
antara Individu, Keluarga & Masyarakat
Individu menurut konsep Sosiologis
berarti manusia yang hidup berdiri sendiri. Individu sebagai mahkluk ciptaan
Allah S.W.T di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang
meliputi raga, rasa, rasio, dan rukun.
Individu
dengan keluarga,
hubungan ini sangatlah mutlak. Dikarenakan individu terlahir dari keluarga,
tumbuh dan berkembang dalam keluarga yang suatu saat individu ini akan
membentuk keluarganya sendiri. Peran individu dalam keluarga merupakan resultan
dari relasi biologis, psikologis dan sosial. Relasi khusus ini mencangkup
kebudayaan lingkungan keluarga yang dinyatakan melalui bahasa (adat-istiadat,
kebiasaan, norma-norma, dan nilai-nilai agama).
Individu
dengan masyarakat,
hubungan ini adalah tahap selanjutnya dari seseorang yang telah mempelajari
cara berinteraksi yang telah diajarkan dalam keluarga. Dalam hal ini, individu
memasuki suatu ruang lingkup yang sangat luas karena terdapat individu yang
berbeda dan berasal dari berbagai daerah/komunitas. Masyarakat itu bersifat
makro. Sifat makro diperoleh dari kenyataan, bahwa masyarakat pada hakiaktnya
terdiri dari sekian banyak komunias yang berbeda, sekaligus mencakup berbagai
macam keluarga, lembaga dan individu – individu.
Pengertian Urbanisasi
Urbanisasi adalah suatu proses perubahan masyarakat dan kawasan dalam suatu wilayah non-urban menjadi urban. secara spasial, hal ini dikatakan sebagai suatu proses diferensiasi dan spesifikasi pemanfaatan ruang dimana lokasi tertentu menerima bagian pemukim dan fasilitas yang tidak proporsional.
Urbanisasi
dapat diartikan sebagai suatu proses pengkotaan suatu wilayah. proses
pengkotaan ini dapat diartikan dalam dua pengertian. Contohnya adalah daerah
cibinong dan bontang yang berubah dari desa ke kota karena adanya kegiatan
industri. Pengertian kedua adalah banyak penduduk yang pindah dari desa ke
kota, karena adanya penarikan di kota, misal kesempatan kerja. (ilmu
lingkungan).
Proses terjadi Urbanisasi :
Pertama, pemerintah berkeinginan untuk sesegera mungkin meningkatkan proporsi
penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Hal ini berkaitan dengan kenyataan
bahwa meningkatnya penduduk daerah perkotaan akan berkaitan erat dengan
meningkatnya pertumbuhan ekonomi negara. Data memperlihatkan bahwa suatu negara
atau daerah dengan tingkat perekonomian yang lebih tinggi, juga memiliki
tingkat urbanisasi yang lebih tinggi, dan sebaliknya. Negara-negara industri
pada umumnya memiliki tingkat urbanisasi di atas 75 persen. Bandingkan dengan
negara berkembang yang sekarang ini. Tingkat urbanisasinya masih sekitar 35
persen sampai dengan 40 persen saja.
Kedua, terjadinya tingkat urbanisasi
yang berlebihan, atau tidak terkendali, dapat menimbulkan berbagai permasalahan
pada penduduk itu sendiri. Ukuran terkendali atau tidaknya proses urbanisasi
biasanya dikenal dengan ukuran primacy rate, yang kurang lebih diartikan
sebagai kekuatan daya tarik kota terbesar pada suatu negara atau wilayah
terhadap kota-kota di sekitarnya. Makin besar tingkat primacy menunjukkan
keadaan yang kurang baik dalam proses urbanisasi. Sayangnya data mutahir
mengenai primacy rate di Indonesia tidak tersedia.
Pendapat Mahasiswa
Seperti yang kita ketahui manusia
adalah makhluk social yang saling
membutuhkan satu sama lain. sebagai makhluk sosial, ada baiknya hak masyarakat
didahulukan daripada hak individu. Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa
adanya suatu keluarga dan masyarakat yang menjadi latar belakang keberadaannya.
individu, keluarga, dan masyarakat mempunyai hubungan yang saling
berkaitan satu dengan yang lainnya. Tanpa adanya individu tidak akan ada yang
namanya keluarga, begitu juga jika tidak ada keluarga tidak akan terbentuk
masyarakat. Oleh karena itu, Individu akan mempunyai sifat baik jika individu
tersebut tinggal di keluarga dan masyarakat yang baik.
Referensi
0 komentar :
Posting Komentar