Nama : Khairunnissa
NPM : 1A113745
Kelas : ALH13
Matakuliah Ilmu Sosial Dasar di Kelas 1KA08
PERTUMBUHAN PENDUDUK
NPM : 1A113745
Kelas : ALH13
Matakuliah Ilmu Sosial Dasar di Kelas 1KA08
*********************************************************************************
PERTUMBUHAN PENDUDUK
Pertumbhan penduduk merupakan salah satu faktor yang sangat penting
dalam masalah sosial, ekonomi, politik, kebudayaan dan sebagainya. Bertambahnya penduduk yang tidak
dapat diimbangi dengan pertambahan fasilitas, maka akan mennimbulkan
masalah-masalah, contohnya angka pengangguran akan bertambah tinggi, semakin
meningkatnya angka kemiskinan, banyaknya anak yang tidak dapat sekolah sehingga
meningkatkan kebodohan, kejahatan atau kriminalitas lain.
Tabel Perkembangan penduduk dunia
Perkembangan penduduk dunia tahun
1830 – 2006
Tahun
|
Jumlah
penduduk
|
Perkembangan
pertahun
|
1830
|
1 milyard
|
-
|
1930
|
2 milyard
|
1%
|
1960
|
3 milyard
|
1,7%
|
1975
|
4 milyard
|
2,2%
|
1987
|
5 milyard
|
2%
|
1996
|
6 milyard
|
2%
|
2006
|
7 milyard
|
2%
|
Sumber : Iskandar , Does Sampurno
Masalah Pertambahan Penduduk di Indonesia
Bisa
kita lihat rata – rata setiap negera penduduknya bisa bertambah hingga 2x
lipatnya. Lalu perkembangan penduduk dunianya bertambah hingga 3x lipatnya. Itu
berarti penduduk dunia sangat pesat pertumbuhannya.
Tabel Pengandaan Penduduk Dunia
Tahun
penggandaan
|
Perkiraan
penduduk dunia
|
Waktu
|
800 SM
|
5 juta
|
-
|
1650 tahun
|
500 juta
|
1500
|
1830 tahun
|
1 milyard
|
180
|
1930 tahun
|
2 milyard
|
100
|
1975 tahun
|
4 milyard
|
45
|
Sumber : Ehrlich, Paul, R, et al,
Human Ecology W.H. Freeman and Co San Fransisco.
Menggunakan interpolasi linear dari
perkiraan UNDESA, populasi dunia telah meningkat dua kali lipat dan akan
meningkat dalam tahun-tahun berikutnya (dengan dua titik tolak yang berbeda).
Waktu penggandaan penduduk dunia selanjutnya diperkirakan 35
tahun. Penambahan / pertambahan penduduk di suatu daerah atau Negara pada
dasarnya dipengaruhi oleh faktor-faktor demografi sebagai berikut :
1. Kematian (Mortalitas)
2. Kelahiran (Ferilitas)
3. Migrasi
Faktor-Faktor Demografi yang
Mempengaruhi Pertambahan Penduduk
1. Kematian
Kematian
adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen. Kematian
bersifat mengurangi jumlah penduduk dan untuk menghitung besarnya angka
kematian caranya hampir sama dengan perhitungan angka kelahiran. Banyaknya
kematian sangat dipengaruhi oleh faktor pendukung kematian dan faktor penghambat kematian .
2. Kelahiran
Kelahiran
bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang menghambat
kelahiran dan yang mendukung kelahiran
3. Imigrasi
Apabila
setiap penduduk pindah ke kota dan mereka menjadikan ktp menjadi dua. Apabila di data tidak akan terpenuhi dan pemerintah setempat akan sulit mendata penduduk dengan
data yang pasti.
Rumus Tingkat Kematian Kasar
CDR
= D/P x K
Ket
:
CDR = Crude Death Rate (Angka Kematian
Kasar).
D = Jumlah kematian (death) pada
tahun tertentu
P = Jumlah penduduk pada pertengahan
tahun tertentu
K = Bilangan konstan 1000
Rumus Tingkat Kematian Khusus
ASDRx
= Dx/Px x K
Ket
:
ASDRx = Angka Kematian khusus umur tertentu (x)
Dx = Jumlah Kematian pada umur tertentu
selama satu tahun
Px = Jumlah Penduduk pada umur tertentu
K = Bilangan konstan 1000
Angka Kelahiran
Angka
kelahiran adalah angka yang menunjukkan bayi yang lahir dari setiap 1000
penduduk per tahun. Angka kelahiran bayi dapat dibagi menjadi tiga kriteria,
yaitu:
1. Angka kelahiran dikatakan tinggi jika
angka kelahiran > 30 per tahun.
2. Angka kelahiran dikatakan sedang jika
angka kelahiran 20-30 per tahun.
3. Angka
kelahiran dikatakan rendah jika angka kelahiran < 20 per tahun.
Pengertian Migrasi
Secara
umum Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu
tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau
batas politik/negara (migrasi internasional). Dengan kata lain, migrasi
diartikan sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah (negara)
ke daerah (negara) lain.
Ada
dua dimensi penting dalam penalaahan migrasi, yaitu dimensi ruang/daerah
(spasial) dan dimensi waktu.
Tinjauan
migrasi secara regional sangat penting dilakukan terutama terkait dengan
kepadatan dan distribusi penduduk yang tidak merata.Migrasi salah satu dari
tiga komponen dasar dalam demografi, Migrasi bersama dengan dua komponen
lainnya, kelahiran dan kematian, mempengaruhi dinamika kependudukan di suatu
wilayah.
Akibat Migrasi
Berikut
ini adalah akibat yang muncul dari migrasi :
•
Pengaruh Kepadatan Penduduk terhadap Bidang Ekonomi
Dampak
kepadatan penduduk terhadap ekonomi adalah pendapatan per kapita berkurang
sehingga daya beli masyarakat menurun. Hal ini juga menyebabkan kemampuan
menabung masyarakat menurun sehingga dana untuk pembangunan negara berkurang.
Ak ibatnya, lapangan kerja menjadi berkurang dan pengangguran makin meningkat.
•
Pengaruh Kepadatan Penduduk terhadap Bidang Sosial
Jika
lapangan pekerjaan berkurang, maka pengangguran akan men ingkat. Hal ini akan
meningkatkan kejahatan. Selain itu, terjadinya urbanisasi atau perpindahan
penduduk dari desa ke kota untuk mendapatkan pekerjaan yang layak makin
meningkatkan penduduk kota. Hal ini berdampak pada lingkungan dan kesehatan
masyarakat.
•
Pengaruh Kepadatan Penduduk terhadap Lingkungan
Jumlah
penduduk yang makin meningkat menyebabkan kebutuhannya makin meningkat pula.
Hal ini berdampak negatif pada lingkungan, yaitu:
•
Pencemaran Lingkungan
Pencemaran
atau polusi adalah penambahan segala substansi ke lingkungan akibat aktivitas
manusia.
Macam-Macam
Migrasi
Berikut
adalah macam-macam migrasi :
1. Emigrasi
adalah perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain.
2. Imigrasi
adalah masuknya penduduk ke dalam suatu daerah Negara tertentu.
3. Urbanisasi
adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota.
4. Transmigrasi
adalah perpindahan penduduk antarpulau dalam suatu negara.
5. Remigrasi
adalah kembalinya penduduk ke negara asal setelah beberapa lama berada di
negara orang lain.
Proses Migrasi
Proses
Migrasi Penduduk dari Asal ke Daerah Tujuan :
1. Dalam
memilih daerah tujuan para imigran cenderung memilih daerah yang terdekat
dengan daerah asal.
2. Kurangnya
kesempatan kerja didaerah asal dan adanya kesempatan kerja didaerah tujuan merupakan salah satu alasan seseorang melakukan mobilitas penduduk.
3. Informasi
yang positif dari sanak saudara, kerabat tentang daerah tujuan, merupakan
sumber informasi yang penting dalam pengambilan keputusan seseorang untuk
berimigrasi.
4. Informasi
yang negatif yang dating ari daerah tujuan, menyebabkan orang enggan untuk
berimigrasi.
5. Makin
besar pengaruh daerah perkotaan terhadap seseorang, makin tinggi frekuensi
mobilitas orang tersebut.
6. Makin
tinggi pendapatan seseorang, makin tinggi frekuensi mobilitas orang tersebut.
7. Seseorang
akan memilih daerah tujuan dimana terdapat sanak saudara atau kenalan yang
berada didaerah tersebut.
8. Migrasi
masih akan terjadi apabila di suatu daerah ada bencana alam (banjir, gempa bumi
dll).
9. Orang
yang berumur muda dan belum berumah tangga lebih banyak mengadakan mobilitas
daripada orang yang sudah berusia lanjut dan berstatus kawin.
10. Makin
tinggi pendidikan seseorang, makin banyak melaksanakan mobilitas penduduk
3
Jenis Struktur Penduduk
1. Jumlah
Penduduk : Urbanisasi, Reurbanisasi, Emigrasi, Imigrasi, Remigrasi,
Transmigrasi.
2. Persebaran
Penduduk : Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk disuatu wilayah
dibandingkan dengan luas wilayahnya yang dihitung jiwa per km kuadrat.
3. Komposisi
Penduduk : Merupakan sebuah mata statistik dari statistik kependudukan yang
membagi dan membahas masalah kependudukan dari segi umur dan jenis kelamin.
Bentuk Piramid
Penduduk
Ada
3 bentuk dari piramid penduduk, yaitu:
1. Piramida stasioner
2. Piramida penduduk muda
3. Piramida penduduk tua.
1.
Bentuk
Piramida Penduduk Stasioner
Bentuk piramida penduduk ini menggambarkan tingkat kelahiran
yang hampir sama dengan tingkat kematian atau bersifat stasioner. Pertumbuhan
penduduk cenderung tetap. Piramida ini menunjukkan jumlah penduduk muda,
dewasa, dan tua hampir sama. Contoh: bentuk piramida penduduk Jepang dan
Singapura serta beberapa negara yang tergolong maju.
Piramida Penduduk Stasioner memiliki
ciri-ciri :
a. Penduduk pada tiap kelompok umur
hampir sama
b. Tingkat kelahiran rendah
c. Tingkat kematian rendah
d. Pertumbuhan penduduk mendekati
nol atau lamba
Bentuk piramida penduduk ini menggambarkan sebagian besar
penduduk berada dalam kelompok umur muda atau berciri ekspansif. Penduduk
tumbuh cepat karena terjadi penurunan tingkat kematian bayi tetapi tingkat
kelahiran masih tinggi. Piramida penduduk negara kita Indonesia, termasuk
kelompok ini.
Piramida Penduduk Expansif memiliki
ciri-ciri :
b. Kelompok usia tua jumlahnya
sedikit
c. Tingkat kelahiran bayi tinggi
d. Pertumbuhan penduduk tinggi
3.
Bentuk
Piramida Penduduk Tua
Bentuk piramida penduduk ini menggambarkan tingkat kelahiran yang lebih rendah dari tingkat kematian atau bersifat konstruktif. Penurunan tingkat kelahiran yang tajam menyebabkan pertumbuhan penduduk mengalami penurunan. Piramida penduduk ini memiliki umur median (pertengahan) sangat tinggi. Contoh: piramida penduduk negara Jerman, Belgia, dan Swiss.
Piramida Penduduk Tua memiliki
ciri-ciri
a. Sebagian besar penduduk berada
kelompok usia dewasa atau tua
b. Jumlah penduduk usia muda sangat
sedikit
c. Tingkat kelahiran lebih rendah
dibanding dengan tingkat kematian
d. Pertumbuhan penduduk terus
berkurang.
Pengertian Rasio
Ketergantungan
Rasio
Ketergantungan adalah perbandingan antara jumlah penduduk berumur 0-14 tahun,
ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun keatas dibandingkan dengan jumlah
penduduk usia 15-64 tahun. Rasio ketergantungan dapat dilihat menurut usia
yakni Rasio Ketergantungan Muda dan Rasio Ketergantungan Tua. Rasio
ketergantungan dapat digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat
menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara apakah tergolong negara maju atau
negara yang sedang berkembang. Semakin tingginya persentase rasio
ketergantungan menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung
penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan
tidak produktif lagi.
KEBUDAYAAN DAN
KEPRIBADIAN
Pertumbuhan dan Perkembangan
Kebudayaan di Indonesia
•
Zaman Batu Tua (Palaeolithikum)
Alat-alat
batu pada zaman batu tua, baik bentuk ataupun permukaan peralatan masih kasar,
misalnya kapak genggam Kapak genggam semacam itu kita kenal dari wilayah Eropa,
Afrika, Asia Tengah, sampai Punsjab(India), tapi kapak genggam semacam ini
tidak kita temukan di daerah Asia Tenggara
Berdasarkan
penelitian para ahli prehistori, bangsa-bangsa Proto-Austronesia pembawa
kebudayaan Neolithikum berupa kapak batu besar ataupun kecil bersegi-segi
berasal dari Cina Selatan, menyebar ke arah selatan, ke hilir sungai-sungai
besar sampai ke semenanjung Malaka Lalu menyebar ke Sumatera, Jawa. Kalimantan
Barat, Nusa Tenggara, sampai ke Flores, dan Sulawesi, dan berlanjut ke
Filipina.
•
Zaman Batu Muda (Neolithikum)
Manusia
pada zaman batu muda telah mengenal dan memiliki kepandaian untuk mencairkan/melebur
logam dari biji besi dan menuangkan ke dalam cetakan dan mendinginkannya. Oleh
karena itulah mereka mampu membuat senjata untuk mempertahankan diri dan untuk
berburu serta membuat alat-alat lain yang mereka perlukan.
Ciri – ciri zaman batu muda :
1. Mulai menetap dan membuat rumah
2.
Membentuk kelompok masyarakat desa
3.
Bertani
4. Berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup
Bangsa-bangsa
Proto-austronesia yang masuk dari Semenanjung Indo-China ke Indonesia itu
membawa kebudayaan Dongson, dan menyebar di Indonesia. Materi dari kebudayaan
Dongson berupa senjata-senjata tajam dan kapak berbentuk sepatu yang terbuat
dari bahan perunggu.
Kebudayaan
Hindu, Budha, dan Islam
·
Kebudayaan Hindu, Budha
Pada
abad ke-3 dan ke-4 agama hindu mulai masuk ke Indonesia di Pulau Jawa.
Perpaduan atau akulturasi antara kebudayaan setempat dengan kebudayaan. Sekitar
abad ke 5 ajaran Budha masuk ke indonesia, khususnya ke Pulau Jawa. Agama Budha
dapat dikatakan berpandangan lebih maju dibandingkan Hinduisme,sebab budhisme tidak
menghendaki adanya kasta-kasta dalam masysrakat. Walaupun demikian, kedua agama
itu di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa tumbuh dan berdampingan secara damai.
Baik penganut hinduisme maupun budhisme masng-masing menghasilkan karya- karya
budaya yang bernilai tinggi dalam seni bangunan, arsitektur, seni pahat, seni
ukir, maupun seni sastra, seperti tercermin dalam bangunan, relief yang
diabadikan dalam candi-candi di Jawa Tengah maupun di Jawa Timur diantaranya
yaitu Borobudur, Mendut, Prambanan, Kalasan, Badut, Kidal, Jago, Singosari,
dll.
·
Kebudayaan Islam
Abad
ke 15 da 16 agama islam telah dikembangkan di Indonesia, oleh para
pemuka-pemuka islam yang disebut Walisongo. Titik penyebaran agama Islam pada
abad itu terletak di Pulau Jawa. Sebenarnya agama Islam masuk ke Indonesia,
khususnya di Pulau Jawa sebelum abad ke 11 sudah ada wanita islam yang
meninggal dan dimakamkan di Kota Gresik. Masuknya agama Islam ke Indonesia
berlangsung secara damai. Hal ini di karena masuknya Islam ke Indonesia tidak secara
paksa.
Abad
ke 15 ketika kejayaan maritim Majapahit mulai surut , berkembanglah
negara-negara pantai yang dapat merongrong kekuasaan dan kewibawaan majapahit
yang berpusat pemerintahan di pedalaman. Negara- negara yang dimaksud adalah
Negara malaka di Semenanjung Malaka,Negara Aceh di ujung Sumatera, Negara
Banten di Jawa Barat, Negara Demak di Pesisir Utara Jawa Tengah, Negara Goa di
Sulawesi Selatan . Dalam proses perkembangan negara-negara tersebut yang
dikendalikan oleh pedagang. Pedagang kaya dan golongan bangsawan kota- kota
pelabuhan, nampaknya telah terpengaruh dan menganut agama Islam. Daerah-daerah
yang belum tepengaruh oleh kebudayaan Hindu, agama Islam mempunyai pengaruh
yang mendalam dalam kehidupan penduduk. Di daerah yang bersangkutan. Misalnya
Aceh, Banten, Sulawesi Selatan, Sumatera Timur, Sumatera Barat, dan Pesisr
Kalimantan.
Kebudayaan Barat
Unsur
kebudayaan barat juga memberi warna terhadap corak lain dari kebudayaan dan
kepribadian bangsa Indonesia adalah kebudayaan Barat. Masuknya budaya Barat ke
Negara Republik Indonesia ketika kaum kolonialis atau penjajah masuk ke
Indonesia, terutama bangsa Belanda. Penguasaan dan kekuasaan perusahaan dagang
Belanda (VOC) dan berlanjut dengan pemerintahan kolonialis Belanda, di
kota-kota propinsi, kabupaten muncul bangunan-bangunan dengan bergaya
arsitektur Barat. Dalam waktu yang sama, dikota-kota pusat pemarintahan,
terutama di Jawa, Sulawesi Utara, dan Maluku berkembang dua lapisan sosial ;
Lapisan sosial yang terdiri dari kaum buruh, dan kaum pegawai.
Sehubungan
dengan itu penjelasan UUD’45 memberikan rumusan tentang kebudayaan memberikan
rumusan tentang kebudayaaan bangsa Indonesia adalah: kebudayaan yang timbul
sebagai buah usaha budi rakyat Indonesia seluruhnya, termasuk kebudayaan lama
dan asli yang ada sebagai puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh
Indonesia. Dalam penjelasan UUD’45 ditujukan ke arah mana kebudayaan itu
diarahkan, yaitu menuju kearah kemajuan budaya dan persatuan, dengan tidak
menolak bahan baru kebudayaan asing yang dapat mengembangkan kebudayaan bangsa
sendiri serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia.
Pengaruh Budaya Barat di Indonesia
Dari
sekian banyak budaya asing yang masuk ke Indonesia, diantaranya adalah budaya
barat. Barat, sesuai namanya, merupakan produk perkembangan di bilangan barat
dunia yang menekankan individualitas dan kebebasan. Sementara Indonesia
merupakan bagian bangsa timur yang menghendaki harmoni, komando, dan
kolektivitas.
Bangsa
Barat yang memberikan pengaruh cukup membekas adalah Portugis dan Belanda.
Terutama Belanda, budaya bangsa-bangsa ini sebagiannya telah terserap dan masuk
ke dalam struktur budaya bangsa Indonesia.
Sesungguhnya,
terdapat sejumlah pengaruh “Barat” yang hingga kini terus membekas di dalam
struktur kebudayaan Indonesia. Utamanya di dalam sistem pendidikan Indonesia.
Pendidikan merupakan salah satu
komponen nonmaterial kebudayaan yang punya peran
signifikan dalam melestarikan suatu budaya. Selain pendidikan, mekanisme
administratif pemerintahan negara barat yang pernah menjajah Indonesia, yaitu
Belanda juga punya pengaruh tersendiri dalam pembentukan sistem sosial
(politik) Indonesia.
Sedangkan
sekarang ini, kebiasaan-kebiasaan orang barat yang telah membudaya hampir dapat
kita saksikan setiap hari melalui media elektronik dan cetak yang celakanya
kebudayaan orang-orang barat tersebut yang sifatnya negatif dan cenderung
merusak serta melanggar norma-norma ketimuran kita sehingga ditonton dan ditiru
oleh orang-orang kita terutama para remaja yang menginginkan kebebasan seperti
orang-rang barat.
Contoh
kebudayaan-kebudayaan barat tersebut dapat kita lihat dari cara mereka
berpakaian dan mode, film, sampai pada pergaulan dengan lawan jenis.
Dampak
Kebudayaan Barat di Indonesia
Kehadiran
globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk
Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan
pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti
kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan
mempengaruhi nilai-nilai nasionalisme terhadap bangsa.
1.
Dampak Positif
a.
Perubahan Tata Nilai dan Sikap
Adanya modernisasi dan globalisasi
dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semula
irasional menjadi rasional.
b.
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
Dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan
mendorong untuk berpikir lebih maju.
c.
Tingkat Kehidupan yang lebih Baik
Dibukanya industri yang
memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih merupakan salah
satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
2. Dampak Negatif
a.
Pola Hidup Konsumtif
Perkembangan industri yang pesat
membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu
masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang
ada.
b.
Sikap Individualistik
Masyarakat merasa dimudahkan
dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain
dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial.
c.
Gaya Hidup Kebarat-baratan
Tidak semua budaya Barat baik dan
cocok diterapkan di Indonesia. Budayanegatif yang mulai menggeser budaya asli
adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, remaja
lebih menyukai dance dan lagu barat dibandingkan tarian dari Indonesia dan
lagu-lagu Indonesia, dan lainnya. Hal ini terjadi karena kita sebagai penerus
bangsa tidak bangga terhadap sesutu milik bangsa.
d.
Kesenjangan Sosial
Apabila dalam suatu komunitas
masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi
dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara individu dengan
individu lain yang stagnan. Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial. Kesenjangan
social menyebabkan adanya jarak antara si kaya dan si miskin sehingga sangat
mungkin bias merusak kebhinekaan dan ketunggalikaan Bangsa Indonesia.
Pendapat
Mahasiswa
Pertumbuhan penduduk yang
semakin cepat, mendorong pertumbuhan aspek-aspek kehidupan yang meliputi aspek
sosial, ekonomi, politik, kebudayaan dan sebagainya. Adapun akibat dari
perkembangan ini, telah mengubah cara berpikir manusia dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Jika kita lihat dari tabel perkembangan penduduk dunia di atas, penduduk yang ada di dunia berkembang sangat cepat dari tahun ke tahun. Kematian dan kelahiran merupakan factor utama dari perkembangan penduduk. Sedangkan imigrasi, akan berpengaruh pada saat pendataan penduduk. Dan perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain akan sangat berpengaruh pada kebudayaan daerah tersebut. Begitu pula dengan Indonesia, bahwa pengaruh- kebudayaan asing turut dalam perkembangan budaya Indonesia khususnya terhadap kehidupan, kebudayaan dan alam fikiran sebagian besar bangsa Indonesia. Pengaruh kebudayaan asing bukan hanya dalam bentuk bangunan atau benda-benda konkrit, tetapi juga sosial, pemerintahan, hukum, seni adat istiadat, kegiatan, dan alam fikiran masyarakat.
Pada awal abad ke-20 sangat terasa pengaruh kebudayaan barat
itu dalam kehidupan bangsa Indonesia, khususnya di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi modern. Berbagai teknologi yang diterapkan, termasuk sistem
pendidikan yang digunakan banyak yang berasal dari barat. Sementara itu, dalam
kehidupan kebudayaan, seperti dalam seni bangunan, seni lukis, seni ukir, seni
musik, terasa pula ada pengaruhnya dari kebudayaan barat. Saran yang dapat
diberikan adalah hendaknya kita dapat memilih jenis dan ragam kebudayaan untuk
diterapkan dalam kebudayaan kita karena bisa saja Indonesia akan kehilangan identitas
dan ciri asli kebudayaannya sendiri.
Referensi
1. Septavy, Nathania. (2012). Perkembangan dan
Penggandaan Penduduk. [Online].
2.
Ayu, Ida. (2007). Dampak Migrasi. [Online].
3. Budihartanto,
Wahyu. (2011). Akibat Migrasi.
[Online].
4. Rahmadani,
Fajar. (2011). Pengertian Pertumbuhan
Dan Perkembangan Kebudayaan Di Indonesia. [Online].
5.
Melky.
(2011). Kebudayaan Barat. [Online].
0 komentar :
Posting Komentar