Rabu, 25 Maret 2015

STRATEGI PERUSAHAAN DALAM MENYELAMATKAN KRISIS KEUANGAN

Diposting oleh Khairu Ncha di 09.21 0 komentar

STRATEGI PERUSAHAAN DALAM MENYELAMATKAN KRISIS KEUANGAN




KELOMPOK 4
KHAIRUNNISA 1A113745
AJI PRAYOGA 1A113702
ALFI BUANA SAMUDRA 10113644





KATA PENGANTAR

           Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini yang berjudul, “Strategi Perusahaan Dalam Menyelamatkan Krisis Keuangan”
Penulisan karya ilmiah ini, disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan akademis bagi mahasiswa dalam rangka penyelesaian tugas kelompok untuk teori organisasi umum.
         Dalam menyelesaikan karya ilmiah ini banyak sekali hambatan yang dihadapi penulis, baik yang menyangkut keterbatasan waktu, tenaga, pikiran. Namun dengan kesabaran dan kemauan untuk berusaha serta kerja sama yang baik, segala hambatan tersebut dapat segera diatasi.
            Pada Kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan karya ilmiah ini. Dan pada akhirnya, semoga Penulisan karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat dalam menambah pengetahuan dan wawasan yang lebih luas, tidak saja bagi penulis tetapi juga bagi para pembaca pada umumnya.


Depok,    Maret 2015



                                                                                                                                               Penulis








BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

           Asuransi kesehatan adalah suatu sistem pembiayaan yang memberikan jaminan penggantian sosial dalam menghadapi risiko yang disebabkan oleh gangguan kesehatan (penyakit) baik penyakit yang dapat disembuhkan dengan pelayanan rawat jalan maupun perawatan yang lebih intensif atau rawat inap. Keadaan tersebut sebagai akibat adanya gangguan kesehatan dan menimbulkan kerugian yang disebabkan pengeluaran biaya untuk pengobatan dan perawatan serta kerugian akibat hilangnya waktu kerja.
         Pemeliharaan kesehatan merupakan kebutuhan bagi setiap orang tanpa membedakan status sosial ekonomi dan sosial. Saat ini negara - negara berkembang terus di tekan agar memperhatikan masalah kesehatan yang merupakan hak azasi manusia, sebagai prioritas dalam pembangunan.
Kasus yang akan dibahas pada karya ilmiah ini mengenai sebuah perusahaan yang memiliki permasalahan pada keuangan perusahaan karena biaya yang di keluarkan untuk asuransi kesehataan setiap karyawaan di perusahaan tersebut cukup besar. Karena banyaknya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk asuransi kesehataan para pegawai, sehingga perusahaan ingin merubah program asuransi kesehatan pada perusahaan tersebut, yang dulu menggunakan managed care sekarang menjadi konsep Indemnity.
      Managed Care adalah salah satu jenis produk asuransi kesehatan yang mengintegrasikan pembiayaan dan penyediaan perawatan kesehatan dalam suatu sistem yang mengelola biaya, memberikan kemudahan akses pada seluruh pesertanya sehingga pembiayaan tersebut menjadi efisien dan efektif / tepat sasaran. Tentu saja tanpa meninggalkan standar pelayanan medis yang berlaku.
Sedangkan Indemnity plans merupakan program asuransi kesehatan dimana perusahaan memberikan perlindungan asuransi kepada karyawan dalam bentuk santunan uang tunai sebagai pengganti biaya pengobatan karyawan yang bersangkutan.

1.2    Batasan Masalah


      Dalam penulisan  ilmiah ini, pembatasan masalah bertujuan agar pokok pembahasan lebih terarah. Adapun pembatasan masalah dalam laporan ini yaitu:
1.Permasalahan asuransi pada sebuah perusahaan
2.Strategi komunikasi pada perusahaan
3.Program asuransi kesehataan managed care plans dan indemnity plans untuk asuransi kesehatan

1.3     Tujuan

          Adapun Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini:
1. Mengimplementasikan startegi komunikasi yang baik dalam sebuah perusahaan
2. Mempelajari perbedaan program asuransi kesehataan yang sering diterapkan pada sebuah     perusahaan.
3. Memahami organisasi yang baik pada perusahaan.

1.4    Sistematika Tulisan Ilmiah

           Sistematika penulisan ini merupakan pembahasan singkat dari setiap bab yang  menjelaskan  hubungan antara bab  yang  satu dengan bab yang lainnya, yaitu sebagai berikut :

BAB I   PENDAHULUAN

              Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang penulisan karya ilmiah dan ruang lingkup tujuan tugas serta sistematika penulisannya.

BAB II LANDASAN TEORI

              Pada bab ini menjelaskan tentang teori umum mengenai hal-hal yang terkait dengan karya ilmiah ini.

BAB III PEMBAHASAN

               Pada bab ini hasil analisa mengenai kasus yang terjadi sesuai latar belakang akan dibahas secara luas. Dan bagaimana strategi perusahaan tersebut dalam mengomunikasikan perubahan sistem pada asuransi kesehatan di perusahaan tersebut.

BAB IV   PENUTUP

               Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran dari penulisan laporan ini.




BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Organisasi

          Organisasi merupakan salah satu sarana untuk mencapai tujuan perusahaan melalui pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen yang dilakukan seorang pimpinan dengan organisasi yang tercipta di perusahaan yang bersangkutan.
                Definisi teori organisasi berfungsi menjelaskan kegiatan dan dinamika kerjasama organisasi dan memberikan tuntunan dalam pengambilan keputusanberdasarkan prediksi akibat pengambilan keputusan tersebut.Menurut Lubis dan Husaini (1987) bahwa teori organisasi adalah sekumpulan ilmu pengetahuan yang membicarakan mekanisme kerjasama dua orang atau lebih secara sistematis untukmencapai tujuan yang telah ditentukan.Teori organisasi merupakan sebuah teoriuntuk mempelajari kerjasama pada setiap individu. Hakekat individu dalam kelompok untuk mencapai tujuan beserta cara-cara yang ditempuh dengan menggunakan teori yang dapat menerangkan tingkah laku, terutama motivasi,individu dalam proses kerjasama. 
              Organisasi adalah sebagai suatu kesatuan sosial dari sekelompok manusia, yang berinteraksi menurut suatu pola tertentu sehingga setiap anggota organisasimemiliki fungsi dan tugasnya masing-masing, yang sebagai satu kesatuanmempunyai tujuan tertentu dan mempunyai batas-batas yang jelas, sehingga bisa dipisahkan secara tegas dari lingkungannya (Lubis dan Husaini,1987).
Kemajuan Organisai dapat dilihat dari perilaku organisasinya. Oleh karena itu, Perilaku organisasi berkaitan dengan perilaku manusia dalam organisasi. Definisi secara formal dari perilaku organisasi adalah bidang multidisiplin yang mencari pengetahuan tentang perilaku pengaturan organisasi dengan sistematis mempelajari individu maupun kelompok. Pengetahuan ini digunakan oleh para ilmuwan untuk memahami perilaku manusia dalam meningkatkan efektivitas dan kesejahteraan individu dalam sebuah organisasi (Jerald Greendberg, 2005).  
           Selain itu menurut Jerald Greenberg dalam bukunya yang berjudul “Managing Behavior In Organization”(2005), ada 3 alasan mengapa kita harus peduli tentang perilaku organisasi, yaitu :
1.Memahami dinamika perilaku organisasi sangat penting untuk mencapai pribadi yang sukses sebagai seorang manager terlepas dari daerah spesialisasi.
2.Prinsip perilaku organisasi terlibat dalam menciptakan karyawan yang produktif dan bahagia dalam pekerjaan mereka.
3.Untuk mencapai kesuksesan, dibutuhkan perubahan dan organisasi yang dapat mengatasi masalah perilaku organisasi yang menyimpang.

2.2. Managed Care Plans

           Managed Care adalah suatu sistem pembiayaan pelayanan kesehatan yang disusun berdasarkan jumlah anggota yang terdaftar dengan kontrol mulai dari perencanaan pelayanan serta meliputi ketentuan :
1.  Ada kontrak dengan penyelenggara pelayanan kesehatan untuk pelayanan yang komprehensif.
2.  Penekanan agar peserta tetap sehat sehingga utilitasi berkurang.
3.  Unit layanan harus memenuhi standar yang telah ditetapkan.
4.  Ada program peningkatan mutu layanan.

Ada 3 bentuk Managed Care, yaitu HMO (Health Maintanance Organization), PPO (Preferred Provider Organization) dan POS (Point of Service). HMO adalah Organisasi pemelihara kesehatan yang bertujuan untuk mengontrol biaya pemeliharaan kesehatan. AHA mendefinisikan HMO sebagai suatu organisasi yang memiliki tanggung jawab manajemen untuk penyedia pelayanan kesehatan komprehensif berdasarkan pembayaran di muka untuk anggotanya yang terdaftar secara sukarela di dalam suatu populasi tertentu.
      PPO adalah Organisasi pengelola perawatan dari dokter, rumah sakit, dan penyedia perawatan kesehatan yang punya perjanjian dengan asuransi atau administrator pihak ketiga untuk menyediakan layanan kesehatan dengan tarif tereduksi
      Sedangkan POS adalah jenis rencana asuransi kesehatan di mana Anda membayar lebih sedikit jika Anda menggunakan dokter, rumah sakit, dan perawatan kesehatan lainnya dari penyedia asuransi tersebut. Rencana POS juga mengharuskan Anda untuk mendapatkan rujukan dari dokter perawatan primer Anda untuk melihat spesialis.

2.3. Indemnity Plans

   Program asuransi kesehatan jenis ini akan membayarkan santunan atau manfaat asuransi berdasarkan Reimbursement untuk penggantian biaya perawatan, baik biaya perawatan rumah sakit, biaya operasi, maupun biaya dokter. Keunggulan program asuransi Indemnity Plan adalah fleksibilitas di dalamnya, yakni para karyawan bisa menentukan provider baik dokter atau rumah sakit pilihannya.
     Selanjutnya, perusahaan asuransi jiwa akan melunasi biaya perawatan kesehatan tersebut setelah karyawan selesai mendapatkan perawatan. Program jenis ini sangat sesuai untuk karyawan dengan mobilitas tinggi, kerap meninggalkan kota asalnya, dan saat membutuhkan pelayanan kesehatan dia dapat memilih provider yang tersedia di kota tersebut.
       Umumnya, program asuransi Indemnity Plan menawarkan tiga manfaat kesehatan, yaitu :
1.  Manfaat perawatan rumah sakit (Hospital Cash Plan Benefit)
2.  Manfaat perawatan dengan operasi (Surgical Espenses Benefit)
3.  Manfaat perawatan oleh dokter (Physician Expenses Benefit).
       Indemnity Plans pada dasarnya mengutamakan kenyamanan bagi para karyawan dalam memilih rumah sakit atau tempat perawatan yang sesuai bagi mereka. Bila aspek fleksibilitas yang menjadi pertimbangan utama, Indemnity Plans bisa menjadi pilihan yang tepat bagi sebuah perusahaan. Namun terdapat batasan pada system indemnity Plans ini misalnya, setiap tahun perusahaan hanya mengganti biaya akomodasi rawat inap hanya untuk 90 hari.
Menurut Kepala Divisi Pelayanan Kesehatan Askes Sosial PT Askes (Persero), dr. Taufik Hidayat.. “Bedanya dengan asuransi kesehatan managed care, indemnity lebih mengacu kepada sistem pembiayaannya saja, bukan kepada sistem pelayanannya. Misalnya, peserta dapat berobat ke provider mana saja, yang penting penggantian biayanya tidak melebihi ketentuan. Penggantian biaya rawat inap tidak lebih dari satu juta sehari, namun dalam satu tahun tidak boleh lebih dari 90 hari. Untuk ringan, seperti sakit flu, maag mungkin cukup, tapi kalau yang masuk ICU bagaimana, apa cukup?,” jelasnya.




BAB III
PEMBAHASAN


3.1. Perubahan Sistem Asuransi


Perubahan sistem asuransi ini di dasari oleh latar belakang peningkatan biaya asuransi yang selalu meningkat. Pada dasarnya perusahaan sadar bahwa peningkatan biaya ini wajar yang disebabkan faktor eksternal. Namun setelah perusahaan menganalisa, pengeluaran keuangan  perusahaan yang paling besar adalah biaya asuransi kesehatan untuk pegawai. Dan karena itu, perusahaan mencari cara untuk meminimalisir biaya asuransi kesehataan tanpa merugikan kepentingan pegawai perusahaan tersebut.
Maka perusahaan merubah sistem asuransi kesehataan yang sebelumnya menggunakan managed care plans dan sekarang menggunakan indemnity plans. Seperti yang sudah dibahas pengertian dari kedua sistem tersebut. Perusahaan berharap biaya berobat setiap pegawai agar lebih hemat dan tepat anggaran.
Perusahaan juga memberikan beberapa kesepakatan untuk sistem asuransi yang baru yaitu indemnity plans, Perusahaan memberikan perlindungan asuransi kepada karyawan dalam bentuk santunan uang tunai sebagai pengganti biaya pengobatan karyawan yang bersangkutan. Dalam hal ini, perusahaan asuransi jiwa akan membayarkan uang pengganti kepada karyawan, atau akan membayarkannya secara langsung kepada rumah sakit/klinik atau dokter yang merawat setelah karyawan yang bersangkutan mendapatkan perawatan kesehatan.
Secara fungsional, fasilitas dan manfaat Indemnity Plans tidak bergantung pada lokasi di mana karyawan mendapatkan pelayanan kesehatan. Sejauh tempat tersebut merupakan jaringan yang telah didaftarkan pada perusahaan asuransi penerbit polis, karyawan bisa mendapatkan fasilitas yang sama. Meskipun demikian, batasan penggantian biaya bergantung pada program yang akan dibeli perusahaan.


3.2. Strategi Komunikasi Perusahaan


          Dalam kasus ini perusahaan mempunyai tanggung jawab finansial yang baik karena mereka tentu didukung oleh para investor,  agar para investor  tidak kecewa maka perusahaan harus mengambil langkah agar tetap stabil (It is been suggested that socially responsible companies perform well financially because they are supported by customers and investors from managing behavior in organizations chapter 2) perusahaan perlu melakukan pemodern-nan cara penyampaian informasi kepada para karyawannya agar perusahaan tersebut dapat terus meningkat (The open systems approach is characteristic of modern-day thinking in the field of OB. It assumes that organizations are self-sustaining—that is, that they transform inputs to outputs in a continuous from managing behavior in organizations chapter 2)  karena salah satunya adalah dengan cara melakukan sosialisasi penggantian asuransi ini secara terbuka dari yang tadinya Managed Care Plans Menjadi Indemnity Plans secara berurut dan secara terus menerus dengan melakukan suatu pendekatan dan  agar semua karyawan dapat mengerti alasan pihak manajemen perusahaan melakukan pengalihan asuransi tersebut.
         Adapun cara dalam mengomunikasikan  perubahan sistem ini adalah dengan melakukan rapat internal antar divisi di dalam perusahaan untuk kemudian disampaikan melalui sosialisasi yang akan dilaksanakan oleh ketua-ketua divisi itu kepada seluruh bawahannya karena sebuah pembagian kerja itu harus digunakan untuk memungkinkan orang mengerjakan apa yang terbaik yang bisa di lakukan (A division of labor should be used because it allows people to specialize, doing only what they do bestfrom managing behavior in organizations chapter 2), oleh karena itu seorang manajer di perusahaan ini harus memiliki otoritas dalam mengatur bawahannya dalam menyampaikan informasi.
Setelah rapat internal yang dilakukan perusahaan, dan menjelaskan perubahan sistem pada kepala divisi masing-masing diperusahaan maka tindakan selanjutnya adalah membuat sebuah change agent. Dalam setiap Perusahaan tentu nya perlu ada “Pembaharu” dan biasanya perusahaan akan membentuk sebuah change agent yang diharapkan mampu melakukan perubahan dalam lingkungan organisasinya.
    Change agent merupakan pihak yang dipilih oleh perusahaan dan bertugas untuk mengomunikasikan suatu perubahan yang ingin dilakukan oleh perusahaan kepada semua pegawai yang ada dalam perusahaan tersebut yang pada kenyataannya change agent sendiri merupakan pegawai yang akan menjalankan perubahan tersebut.




BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

           Komunikasi merupakan kunci utama suatu organisasi. Maka dari itu diperlukan adanya strategi komunikasi untuk mengelola dan menyelesaikan masalah-masalah serta target dari suatu organisasi. Strategi komunikasi juga memiliki peranan penting ketika suatu perusahaan akan melakukan perubahan sistem yang sudah ada karena perubahan sistem yang terjadi pada perusahaan tidak selalu bisa diterima oleh setiap pegawai. Salah satu cara yang bisa dipakai adalah membuat sebuah change agent. Change agent sendiri merupakan pihak yang dipilih oleh perusahaan dan bertugas untuk mengomunikasikan suatu perubahan yang ingin dilakukan oleh perusahaan kepada semua pegawai yang ada dalam perusahaan tersebut.




DAFTAR PUSTAKA



Jerald Greenberg. 2005. Managing Behavior in Organization. Prentice hall: New Jersey.
Lubis, Hari & Huseini, Martani, (1987). Teori Organisasi; Suatu Pendekatan Makro. Pusat Antar Ilmu-ilmu Sosial UI: Jakarta.
Zwanziger, Jack and Glenn A. Melnick. 1996. “Can managed care plans control health care costs?”. Health Affairs.
Leonardo Budi H. 2012. Teori Organisasi Suatu Tinjauan Perspektif Sejarah. Universitas Pandanaran : Semarang.
 

Etude Copyright © 2013 | by Khairu Ncha